Bangka…

Selamat datang. mungkin, itu kira2 maksud dari tembok kecil yang sering, kita liat, ketika mendarat di suatu wilayah di Indonesia. Untuk kesekian kalinya, aku mendarat di kota timah ini, tapi, untuk pertama kalinya, bersama dengan bunda ku tersayang dan adik ku yang paling kecil. seperti biasa, karena aku emang suka foto2. jadi, hal pertama yang aku lakukan ketika mendarat di bandara ini, adalah memfoto bunda dan adik kecil ku. setidaknya, sebagai bukti otentik kalau kami sudah pernah ke Bangka.

Bangka adalah salah satu kota teraneh, indah, dan lucu, yang pernah aku datangi. bayangkan saja, jarak bandara ke rumah yang akan aku datangi, lebih kurang 4-5 jam naik mobil. sungguh sangat keterlaluan. tapi, semua itu, terobati, ketika aku sampai di rumah tersebut. hidangan martabak bangka di malam hari dan empek2 di siang hari, membuat semua itu terobati. terlebih, kalau sore nya, diajak ke pantai. Subhanallah…. indah sekali. tapi sayang, aku belum pernah berfoto disana .^_^.

 

– Kediaman yang aku tempati di Bangka –

 

gambar diatas, adalah rumah bulek ku (baca: bibi). setiap kali aku ke bangka, pasti aku nginep disana. menyambung perkataan kota teraneh diatas, akan aku ceritakan, kenapa aku menamakannya begitu. disana, kita tidak boleh keluar rumah, diatas jam 9 malem. ini dikarenakan, banyak nya anjing liar yang berkeliaran disana dan mereka bisa ‘mencium’ bau manusia. jadi, kalau gak ingin ‘mati’ sia-sia, tidak direkomendasikan untuk keluar larut malam. keanehan kedua, disana uang terkecil yang dapat dibelanjakan adalah Rp. 1000,-. mereka tidak ‘mengenal’ atau lebih tepatnya, tidak menggunakan uang di bawah seribu rupiah. walaupun, kalau kita ke minimarket, ada harga yang tidak genap ribuan. tapi, misalnya, total belanjaan kita 5100 dan kita memberikan uang 10rb ke kasir, maka kasir akan mengembalikan uang kembalian kita 4rb + 1 permen. jadi, jangan harap kalau ke pasar, cuma bawa uang 10rb. paling2, cuma dapet kangkung 1 ikat. kesimpulannya, hidup disana, luar biasa muahal. keanehan berikutnya, disana penghasil timah yang aku baru tau harganya muahal banget dan hampir di setiap tempat ada timah nya. disamping itu, pasir disana merupakan pasir kuarsa (bahan dasar untuk membuat kaca). jadi, pasirnya, putih mengkilat dan muahal. mungkin, itu dulu, keanehan2, yang dapat aku peroleh.

kedatanganku kesana, selalu di tunggu2, sama sepupu kecil ku. namanya Citra, biasa di panggil Cemplon dan dia memanggilku mas Culi. anaknya, lucu and lucu and lucu buanget. banyak hal yang kadang, dia lakukan di luar nalar ku. jadi, aku suka tertawa sendiri melihatnya. berikut ini, salah satu aksinya, ketika aku mengambil gambar nya.

 

– Citra alias Cemplon –

 

foto terakhir di bawah, adalah hari terakhir, sebelum aku, bunda, dan adik ku, kembali ke medan. mereka adalah bunda, adik, kakak, om, bulek, dan sepupu-sepupu ku.

 

– di bandara bangka –

 

mungkin, setahun kedepan, aku akan sering main kesana lagi. berhubung, saat ini, aku sedang menempuh kuliah master ku yang letak nya, hanya 3-4 jam perjalanan menggunakan kapal cepat. jadi, bagi yang belum melihat foto pantainya, insyaAllah, di lain kesempatan, akan aku perlihatkan. Ok!

Salam kenal dariku dan semoga cerita ini memberikan manfaat buat kita semua. Amin….

 

 

Leave a comment